MEDIA
PEMBELAJARAN
EXPLODING BOOK
KEARSIPAN MENGGUNAKAN QR CODE
Pertemuan ke tujuh 24 April 2018
Pada
pertemuan ke tujuh ini, kami mendiskusikan kembali terkait media pembelajaran
yang akan di lombakan pada lomba media pembelajaran. Terkait dengan kelompok
yang akan mengikuti lomba dari kelas PAP B 2015
ini mengajukan 3 team yang akan mewakili kelas, yaitu team dari berliana
dengan membuat media pembelalajaran video tentang tipe-tipe pelangaan. Team Dwi
dengan media aplikasi FIFO LIFO Manajemen Perbekalan, dan ada team saya dengan
media Exploding Book Kearsipan
Menggunakan QR Code.
Exploding Book Menggunakan QR Code
merupakan media pembelajaran gabungan antara media pembelajaran manual 3
dimensi yaitu Exsploding Book yang berupa kumpulan pop art yang terbuat dari
kertas dan kardus dengan media pembelajaran menggunakan TIK (Teknologi
Informasi dan Komunikasi) yaitu berupa QR Code (Quick Response Code), dimana QR
Code merupakan image dua dimensi yang merepresentasikan suatu data, terutama
data berbentuk teks.
Media ini digunakan pendidik dalam
pengenalan alat dan bahan kearsipan serta macam-macam sistem dalam kearsipan.
Hal ini dilakukan dengan cara memberikan penjelasan teerlebih dahulu kepada
peserta didik dengan mengaitkan pelajaran kearsipan dengan kehidupan
sehari-hari. Dalam hal ini pendidik memperbolehkan penggunaan ponsel atau
smartphone dalam proses pembelajaran, yaitu untuk menscan QR Code yang terdapat
pada setiap gambar yang ada di masing-masing halaman dari Exploding Book.
Kelebihan dari media Exploding Book
Menggunakan QR Code ini adalah peserta didik lebih tertarik untuk mempelaajari
manajemen kearsipan, memberikan pemahan lebih daripada hanya model ceramah,
meningkatkan keaktifan peserta didik dalam belajar kearsipan, serta penggunaan
ponsel atau android lebih bermanfaat dalam proses pembelajaran. Selain itu,
kelemahan dari media Exploding Book Menggunakan QR Code ini yaitu susahnya
jaringan internet apabila di terapkan pada sekolah yang jauh dari janringan
internet, sekolah harus memberikan dana lebih dalam pengadaan wifi, dan media
ini tidak dapat di miliki per orangan atau dalam kata lain tidak bisa di gunakan
secara klasikal dalam kelas, namun untuk mengatasi kekurangan tersebut, model
pembelajaran bisa menggunkan model group
discussion.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar