RESUME MATERI PERTEMUAN
MEDIA PEMBELAJARAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas Media
Pembelajaran
Disusun Oleh:
Nama : Nita Liyasari
NIM :
7101415098
Rombel : PAP B 2015
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2018
MEDIA
PEMBELAJARAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
Pertemuan
ke Satu 20
Maret 2018
Pengertian
media pembelajaran adalah segala alat pengajaran yang digunakan untuk untuk
membantu menyampaikan materi pelajaran dalam proses belajar mengajar sehingga
memudahkan pencapaian tujuan tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan.
Asosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan (AECT) memberikan definisi yaitu
segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan dan dapat
merangsang peserta didik untuk lebih semangat belajar. Contoh media pembelajaran: buku, Overhead projector
(OHP), televisi, kaset dan lain-lain.
Media
pembelajaran merupakan bagian tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran di
sekolah. Pemanfaatan media pembelajaran merupakan upaya kreatif dan sistematis
untuk menciptakan pengalaman yang dapat membelajarkan siswa.Pengertian Media
Pembelajaran
Tujuan
dan Manfaat Media Pembelajaran. Tujuan penggunaan media pembelajaran antara
lain, sebagai berikut :
1. Memberikan
kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami konsep, prinsip, dan
ketrampilan tertentu dengan menggunakan media yang paling tepat menurut sifat
bahan ajar
2. Memberikan
pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga lebih merangsang minat
dan motivasi peserta didik untuk belajar
3. Menumbuhkan
sikap dan ketrampilan tertentu dalam teknologi karena peserta didik tertarik
untuk menggunakan atau mengoperasikan media tertentu.
4. Menciptakan
situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik.
5. Memperjelas
informasi atau pesan pembelajaran.
6. Meningkatkan
kualitas belajar mengajar.
Pemanfaatan
media pembelajaran yang optimal perlu didasarkan pada kebermaknaan dan nilai
tambah yang dapat diberikan kepada siswa melalui suatu pengalaman belajar di
sekolah. Dengan demikian, dengan adanya media pembelajaran dapat membantu guru
memfasilitasi kegiatan belajar mengajar agar proses belajar lebih mudah,
memperjelas materi pembelajaran dengan beragam contoh yang konkret melalui
media serta memfasilitasi interaksi dan memberi kesempatan praktek kepada siswa.
Diharapkan,
dengan segala kemudahan yang dijanjikan sebagai karakteristik intrinsik dari
media pembelajaran, pemanfaatan media pembelajaran dapat membantu peningkatan
kualitas pembelajaran di sekolah sehingga pada akhirnya sekolah mampu
menghasilkan lulusan yang berkualitas.
MEDIA
PEMBELAJARAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
Pertemuan
ke dua 20
Maret 2018
Dalam
perkuliahan hari ini, dijelaskan tentang apa itu media pembelajaran. Juga
dijelaskan mengenai macam-macam atau jenis-jenis media pembelajaran dalam
berbagai mata belajaran. Contohnya adalah media pembelajara matematika, IPA,
dan khususnya media pembelajaran administrasi perkantoran. Hari ini pengenalan
media pembelajaran administrasi perkantoran bersama pak agung adalah melalui
internet,kami berama-sama mencari media pembelajaran administrasi perkantoran
pada blog atau website lainnya. Pak
Agung menjelaskan bahwa tujuan dari mata kuliah ini adalah mahasiswa mampu
mengembangkan atau membuat media pembelajran, khususnya untuk asministrasi
perkantoran.
Dalam
internet, medi auntuk pembelajran administrasi oerkantoran sama sekali belum
ada atau belum terakses oleh internet. Menurut saya pribad, mungkin sudah ada
yang membuat media pembelajran administrasi perkantoran, namun di populerkana
tau di kenalkan di internet. Sehingga kita tidak bisa mengaksesnya. Sehingga
kesimpulannya dalah masih minmnya media pembelajaran adminitrasi perkantoran.
Selain
itu Pak Agung menjelaskan mengenai media gudman pada mengetik, audio
Stenografi, dan juga E-Arsip. Media gudman yang tertera pada internet atau
google mengarah pada jurnal lembar ilmu pendidikan (LIP). Media audio
stenografi mengarah pada journal dinamika pendidikan, dan E-arsip mengarah pada
jurnal Efisiensi.
|
MELIHAT
VIDIO PEMBELAJARAN PERKANTORAN
Pertemuan
ke Tiga 27
Maret 2018
Dalam pertemuan ketiga kali ini, saya
dan teman-teman di bersamai dengan Pak Agung bersama-sama menyaksikan video
pembelajarantentang perkantoran. Sumber video yang ditonton kali ini bersumber
dari youtube. Ada beberapa jenis video yang ditayangkan. Ada yang berupa teori
dan juga praktik. Jenis video tergolong menjadi dua, yaitu media dengan materi
kognitif dann juga media degan materi praktik.
Video pertama yang di tayangkan adalah media pembelajaran denhan materi
praktik. Dalam video tersebut ada orang asing yang sedang menata arsip, dalam
video tersebut di jelaskan dan menayangkan praktiknya. Video yang kedua yaitu
materi kognitif, dimana ada tanyangan dua video, yaitu video penjelasan dengan
kalimat, dan video dengan secara langsung.
Dalam materi kognitif ada beberapa
perbedaan yang mencolok, yaitu dimana video pertama kurang menarik dan membat
siswa pasif karena terlalu monoton. Sedangkan ideo yang kedua lebih menarik dan
membuat siswa aktif. Selanjutnya adalah penayangan video praktik, dalam
penayangan video praktik ini di tayangkan empat sampai lima video, sehingga
kita dapat membedakan video satu dengan video yang lainnya. Dalam video yang
pertama sampai yang terakhir, konsepan prakteknya hampir sama, namun menurut
analisis saya, perbedaaan yang terletak pada video-video praktik adalah pada bahasa,
suara, ruangan, alat, dan kacakapan para pemain.
Dari beberapa penayang video tersebut,
saya dapat menyimpulkan bahwa dalam pembuatan media pembelajaran yang
terpenting adalah isis pesan dari materi yang mempermudah siswa untuk memahami.
Yang selanjtnya adalah alat atau bahan dalam pembuatan media pemebelajaran
harus menarik. Dan ada unsur-unsur yang harus di libatkan dalam pembuatan media
pembelajaran, yaitu indra penglihatan, indra pendengaran, indera peraba jika
perlu. Supaya membuat para siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Setelah penayangan video, saya dan
teman-teman diberi tugas untuk membuat peta konsep admunistrasi perkantoran
dalam pembuatan media pembelajaran. Kami di tugaskanuntuk mengklasifikasikan
antara materi dan media apa yng cocok, dan di analis itu termasuk kognitif,
afektif, atau psikomotorik.
|
|||
PEMILIHAN
MEDIA PEMBELAJARAN
Pertemuan
ke Empat 03
April 2018
Pada
pertemuan kali ini, aitu pertemuan ke empat, saya dan teman-teman membahas
tentang “Pemilihan Media Pembelajaran” di pandu oleh Pak Agung Kiswantoro.
Sebelum memuali pada inti pelajaran, kali ini saya dan teman-teman di pandu
untuk bersama-sama membahas blog dari Pak Agung tentang Pemilihan Media
Pembelajaran. Isi dari blog Pak Agung terdapat beberapa perintah dan tugas yang
harus saya dan teman-teman kerjakan. Selanjutnya kami diberi perintah untuk
membuat kelompok beranggotakan lima anggota dalam setiap kelompok.
Tujuan
utama dari pembentukan kelompok ini adalah untuk membuat sebuah “Media
Pembelajaran”. Pada pertemuan sebelumnya yaitu pertemuan ke tiga, kami telah di
beri tugas untuk membuat peta konsep atau mind mapping secara individu tentang
lingkup administrasi perkantoran lalu mengidentifikasikan materi tersebut guna
untuk menentukan media yang tepat sesuai dengan rana materi tersebut, apakah
ranah kognitif, afektif, atau psikomotorik. Kemuadian pada pertemuan ke empat
kali ini, kami membentuk kelompok dengan tujuan agar pemikiran kami bisa
disatukan mengenai pembuatan media pembelajaran. Dalam pembentukan kelompok
ini, penetuan materi ataupun medianya harus berdasarkan teori, karena semua hal
yang falid itu berdasarkan teori.
Langkah-langkah
yang harus di lakukan oleh kelompok, yang pertama adalah membuat mind mapping
atau peta konsep terlebih dahulu atau bisa memilih salah satu mind mapping yang
terbaik dari anggota kelompok. Setelah membuat mind mapping kelompok, lalu
menentukan fokus materi tersebut. Dalam pemilihan media pembelajaran perlu ada
pertimbangan-pertimbangan yang harus dipelajari. Sebagai tugas, kami di beri
perintah untuk mempelajari buku karangan Azhar Arsyad (2015) halaman 67-78.
Dimana dalam buku ini sudah di jelaskan mengenai pertimbangannya seperti
motivasi, perbedaan individual, tujuan pembelajaran, organisasi isi, persiapan
sebelum belajar, emosi, partisipasi, umpan balik, latihan dan pengulangan,
serta penerapan. Materi yang terdapat pada buku Azhar Arsyad menekankan pada
kategori pembelajaran yaitu menghafal, menerapkan keterampilan, mengaitkan,
hubungan-hubungan, dan berfikir lebih tinggi.
Maka
dari itu, media pembelajaran tidak harus selalu di tampilkan melalui video,
ppt, pohon, atau yang lainnya. Namun juga bisa dengan sterofoam. Untuk itu
dalam menetukan media pembelajaran haruslah di perhatikan kriterianya.
Kesimpulan untuk tugas kali ini adalah dalam pemilihan media pembelajaran itu
media hanya menjadi sebuah alat, yang terpenting dalam pembelajaran adalah
pesan yang di sampaikan haruslah baik dan lancar. Karena media hanya menjadi
pendukung dalam penyampaian materi.
Setelah
penjelasan Blog dan tugas untuk kelompok, Pak Agung memberukan tambahan sedikit
tambahan mengeani tips dan motivasi dalam menulis. Kali ini, saya dan teman-teman
sangat antusias untuk mempraktikkan tips yang di berikan oleh Pak Agung.
Perintah atau langkah yang pertama adaalah mengambil satu lembar kertas kosong
dan bolpoin, tanpa ada benda lain di meja kecuali kertas dan bolpoin. Lalu kami
di beri waku 4 menit untuk menuliskan apa yang sudah kami tangkap mengenai
pembelajaran hari ini, dan tanpa menuliskan identitas apapun di kertas. Setelah
waktu selesai, semua kertas yang sudah kami tulis tadi di lipat dan di
kumpulkan ke depan kelas. Kemudian Pak Agung mengecek isi dari tulisan tersebut
dengan mengambil empat sampel dari sekian banyaknya kertas. Hasil yang di
peroleh adalah semua bisa menangkap materi yang telah di berikan oleh Pak
Agung, dan bonus lainnya adalah kami bisa menulis kurang lebih 4 paragraf dalam
4 menit.
Begitulah
cara yang efektif untuk melatih diri kita supaya terbiasa dalam hal menulis.
Sangat menarik menurut saya, ketika Pak Agung memberikan tips tersebut dan juga
sangatlah bermanfaat bagi saya dan teman-teman semuanya. Hal terakhir yang di
sampaikan adalah Tips paling mudah untuk terbiasa dalam menulis adalah melatih
diri sendiri untuk menulis dalam kertas setiap harinya usai mendapat sebuah
pembelajaran atau materi, lalu membacanya kembali ketika sebelum tidur dan
menyimpannya. Begitulah tips menarik yang di berikan oleh Pak Agung, seperti
halnya cara yang di lakukan oleh Pak Habibie saat beliau sedang kehilangan
istri yang sangat di cintainya yaitu Ainun, dengan cara menulis segala tentang
Ainun dari pertama kali bertemu sampai akhirnya Ainun meninggalkan Pak Habibie,
hal itu bisa membuat Pak Habibie merasa lebih baik. Jadi, marilah biasakan diri
kita untuk menulis apapun yang telah kita dapat, baik itu berupa materi atau
pengalaman. Karena dengan menulis, kita dapat mengingat segala hal yang sudah
kita tulis dalam jangka waktu yang cukup lama. Terimakasih.
Tips
dan trik:
“Tips paling mudah untuk terbiasa
dalam menulis adalah melatih diri sendiri untuk menulis dalam kertas setiap
harinya usai mendapat sebuah pembelajaran atau materi, lalu membacanya kembali
ketika sebelum tidur dan membacanya ulang.”
PRESENTASI
KELOMPOK KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN
Pertemuan
ke Lima 10 April 2018
Pada
pertemuan sebelumnya sudah dijelaskan mengenai pemilihan media pembelajaran dan
sudah ada pembentukan kelompok untuk membuat konsep media pembelajaran. Setiap
kelompok bebas memilih materi dan media yang di gunakan, dalam hal ini
mahasiswa di tuntut untuk kreatif dalam membuat media dan ketepatan dalam
pemilihan materinya. Pembuatan media pembelajaran haruslah didasari dengan
teori-teori yang relevan, sehingga media yang di hasilkan nantinya akan relevan
juga ketika di terapkan.
Kelompok
yang di bentuk ada 11 kelompok dimana masing-masing kelompok memilki materi dan
kretivitas media sendiri. Presentasi di mulai pada kelompok satu, yaitu
kelompok yang di wakili oleh wanda membuat konsepan media pembelajaran dalam
bentuk video, dengan materi komunikasi, menurut Pak Agung, antara materi dengan
media pembelajaran yang di pilih sudah sesuai, maka konsepan bisa di lanjutkan.
Begitu pula dengan kelompok dua dengan
konsepan media pembelajarannya sama dengan kelompok satu, namun dengan
materi yang berbeda, menurut Pak Agung itu pun juga sudah sesuai. Lanjut ke
kelompok tiga yang di wakili oleh Hafidh, membuat konsepan media berupa media
pop up yaitu gambar tiga dimensi, menurut Pak Agung kalau bisa gambar tiga
dimensi tersebut bisa di buat video, jadi berbentuk media video tiga dimensi,
supaya berbeda dengan yang lain. Namun untuk kesesuai materi dengan media
masing kurang, mungkin bisa di perbaiki untuk konsepannya.
Kelompok
yang ke empat membuat konsepan media dalam bentuk video, menurut Pak Agung bisa
di lanjutkan. Begitu pula dengan kelompok lima dnegan konsepan media
pembelajarannya sama dengan kelompok empat, namun dengan materi yang berbeda,
menurut Pak Agung itu pun juga sudah sesuai. Pada kelompok enam membuat video
juga yang di wakili oleh Tieka. Kelompok
tujuh membuat konsep media pembelajaran dalam bentuk puzzle, menurut Pak Agung
kesesuaian materi dengan media pazzle yang di gunakan masih kurang, karena
puzzle di rasa masih kurang bisa menyampaikan pesan secara mudah kepada siswa.
Selanjutnya kelompok delapan menggunakan konsep media roll mode, menurut Pak
Agung itu sudah sesuai, namun alangkah baiknya jika konsepan roll mode tersebut
bisa seperti yang di terapkan oleh Bu Ismi, selain roll ode juga ada medianya
dalam bentuk buku. Kelompok sembilan membuat sebuah aplikasi dengan materi
mengetik sepuluh jari, manurut Pak Agung itu merupan pengembangan media bukan
konsepan media. Kelompok sepuluh yang di wakili Berliana membuat konsepan media
dalam bentuk permainan di android yaitu archive
legend dengan materi sistem kearsipan. Menurut Pak Agung itu bagus dan haru
memikirkan bagaimana untuk merealisasikannya, dan konsepan dari media ini
adalah sama halnya dengan permainan memasak dalam android. Kelompok yang
terakhir yaitu kelompok debelas yang di wakili oleh Nita, membuat konsepan
media Pop Up book dengan materi kearsipan atau sistem keatsipan, menurut Pak
Agung juga sudah sesuai dengan materi yang di ambil dan bisa di lanjutkna.
Dari
sebelas kelompok yang presentasi bisa di lihat bahwa masih banyak kelompok yang
menggunkan konsep media video, untuk itu menurut Pak Agung boleh saja
menggunakan video, namun harus ada pembeda atau ciri khas masing-masing dari
video tersebut, sehingga setiap video memilki kelebihan atau keunggulan.
Selanjutnya Pak Agung menyampaikan mengenai lomba media yang di adakan oleh
Jurusan Pendidikan Ekonomi dalam rangka Dies Unnes, maka di harapkan kelas PAP
B 2015 khusunya bisa mengirimpan beberapa team untuk mengikuti lomba media
pembelajaran.
PEMBAHASAN LOMBA MEDIA PEMBELAJARAN
Pertemuan ke enam 17 April 2018
Pada pertemuan ke enam, kami membahas
tentang lomba media pembelajaran nasional yang di adakan oleh Jurusan
Pendidikan Ekonomi. Meneruskan diskusi pada minggu sebelumnya, bahwa harus ada
perwakilan team yang maju untuk mengikuti lomba sebagai pengganti UTS. Maka
dari itu, hasi diskusi yang di dapat pada hari ini adalah akan ada empat team
atau empat kelompok yang maju, dimana masing-masing team terdiri dari tiga
anggota sesuai denganperaturan pada lomba. Team satu yang terdiri dari
Berlaina, Sukma, dan anak PTIK mengajukan media kearsipan dalam bentuk games
android. Team kedua dari Nita, Jaza, dan Fatia mengajukan media pop up dengan
materi sistem kearsipan. Tem ketiga yaitu Dwi, Jannah, dan Nurul mengajukan
media sistem pebekalan. Team yang terakhir yaitu team Ojan, Wanda, dan Srigati
dengan media Video.
Menjadi kesepakatan bersama bahwa
pembuatan media di bantu oleh satu kelas sebagai pengganti UTS. Selain itu, Pak
Agung yang akan membimbing proses pembuatan media pembelajaran. Untuk kepastian
team nya akan di lanjut lagi pada minggu berikutnya. Dalam kesempatan lomba
media pembelajaran ini merupakan salah satu tempat untuk mewujudkan konsepan
media yang telah di buat, selain itu juga memperkenalkan media administrasi
perkantoran lebih luas lagi ke dalam dunia pendidikan.
Selain
itu, ada tugas dari Pak Agung untuk mencari reverensi buku media pembelajaran
selain punya Arsyad, dan membandingkan isi serta pembahasanya. Di buat oleh
kelompok presentasi, dan di diskusikan. Untuk kelompok saya sudah dapat dua
buku tentang media pembelajaran dan pembahasan di dalamnya tidak se detail
seperti buku karangan Arsyad. Selain itu kebanayakan buku media pembelajaran
yang ada itu membahas tentang model pembelajarannya dan metode yang di gunakan,
jadi belum ada buku media pembelajaran yang membahas dengan rinci tentang media
pembelajaran secara umumnya. Maka dari itu menjadi tugas kita semua sebagai
mahasiswa khususnya sebagai calon pendidik, untuk bisa mengembangkan media
pembelajaran dan bisa membuat karya tentang buku media pembelajaran secara
umum. Kreatifitas dan inovasi menjadi salah satu dasar untuk kita bisa
mengembangkan sebuah media pembelajaran yang akan kita rancang seiringnya
dengan perkembangan teknologi sekarang ini.
MEDIA
PEMBELAJARAN
EXPLODING BOOK
KEARSIPAN MENGGUNAKAN QR CODE
Pertemuan ke tujuh 24 April 2018
Pada
pertemuan ke tujuh ini, kami mendiskusikan kembali terkait media pembelajaran
yang akan di lombakan pada lomba media pembelajaran. Terkait dengan kelompok
yang akan mengikuti lomba dari kelas PAP B 2015
ini mengajukan 3 team yang akan mewakili kelas, yaitu team dari berliana
dengan membuat media pembelalajaran video tentang tipe-tipe pelangaan. Team Dwi
dengan media aplikasi FIFO LIFO Manajemen Perbekalan, dan ada team saya dengan
media Exploding Book Kearsipan
Menggunakan QR Code.
Exploding Book Menggunakan QR Code
merupakan media pembelajaran gabungan antara media pembelajaran manual 3
dimensi yaitu Exsploding Book yang berupa kumpulan pop art yang terbuat dari
kertas dan kardus dengan media pembelajaran menggunakan TIK (Teknologi
Informasi dan Komunikasi) yaitu berupa QR Code (Quick Response Code), dimana QR
Code merupakan image dua dimensi yang merepresentasikan suatu data, terutama
data berbentuk teks.
Media ini digunakan pendidik dalam
pengenalan alat dan bahan kearsipan serta macam-macam sistem dalam kearsipan.
Hal ini dilakukan dengan cara memberikan penjelasan teerlebih dahulu kepada
peserta didik dengan mengaitkan pelajaran kearsipan dengan kehidupan
sehari-hari. Dalam hal ini pendidik memperbolehkan penggunaan ponsel atau
smartphone dalam proses pembelajaran, yaitu untuk menscan QR Code yang terdapat
pada setiap gambar yang ada di masing-masing halaman dari Exploding Book.
Kelebihan dari media Exploding Book
Menggunakan QR Code ini adalah peserta didik lebih tertarik untuk mempelaajari
manajemen kearsipan, memberikan pemahan lebih daripada hanya model ceramah,
meningkatkan keaktifan peserta didik dalam belajar kearsipan, serta penggunaan
ponsel atau android lebih bermanfaat dalam proses pembelajaran. Selain itu,
kelemahan dari media Exploding Book Menggunakan QR Code ini yaitu susahnya
jaringan internet apabila di terapkan pada sekolah yang jauh dari janringan
internet, sekolah harus memberikan dana lebih dalam pengadaan wifi, dan media
ini tidak dapat di miliki per orangan atau dalam kata lain tidak bisa di
gunakan secara klasikal dalam kelas, namun untuk mengatasi kekurangan tersebut,
model pembelajaran bisa menggunkan model group
discussion.
Langkah-langkah
Penerapan Exploding Book Berbasis QR Code:
1. Pendidik
menyampaikan materi beserta model media pembelajaran dari Exploding Book Berbasis QR
Code kepada peserta didik. Materi yang di sampaikan tentang manajemen
kearsipan yang berupa pengertian kearsipan, sarana dan prasarana kearsipan,
serta sistem kearsipan (sistem abjad, sistem tanggal, sistem nomor, sistem
masalah, dan sistem wilayah). Namun dalam satu pertemuan akan membahas fokus
pada satu sistem. Dalam Exploding Book
Berbasis QR Code ini menjelaskan
tentang sarana prasarana arsip dan sistem kearsipan sistem abjad.
2. Penjelasan
media pembelajaran ini di jelaskan oleh pendidik, dimana media ini merupakan
gabungan dari media manual yaitu Exploding
Book yang terbuat dari kardus dan kertas, serta QR Code yang merupakan media berbasis TIK (Teknologi, informasi,
dan komunikasi).
3. Sebelum
masuk pada pembelajaran, pendidik memberikan instruksi kepada peserta didik
untuk mengunduh aplikasi Scan Barcode pada android masing-masing peserta didik.
Aplikasi Scan Barcode bernama “QR & Barcode Scanner” yang dapat di unduh di
plystore.
4. Setelah
peserta didik mengunduh aplikasi scan, lalu pendidik memberikan instruksi
selanjutnya yaitu untuk membuat 5 kelompok kecil, dimana 1 kelompok terdiri
dari 6 anggota.
5. Pendidik
membagikan Exploding Book Berbasis QR Code pada setiap kelompok, lalu
setiap kelompok melakukan diskusi dari materi yang ada di Exploding Book Berbasis QR
Code Idan eserta didik memecahkan masalah pada soal yang ada di halaman
terakhir Exploding Book Berbasis QR Code.
6. Peserta
didik mulai menyecan bardoce menggunakan android masing-masing. Setelah
selesai, pendidik menanyakan hasil materi yang di dapat dengan cara perwakilan
dari tiap-tiap kelompok maju ke depan dan menjelaskan materi serta menjawab
soal yang ada di Exploding Book
Berbasis QR Code.
7. Pendidik
memberikan apresiasi terhadap hasil diskusi kelompok, dan memberikan penjelasan
tentang harapan adanya media pembelajaran Exploding
Book Berbasis QR Code.
8. Guru
mendiskusikan hasil pengalaman peserta didik tersebut bersama-sama dengan
adanya media pembelajaran Exploding Book
Berbasis QR Code.
9. Guru
melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.