Minggu, 24 Juni 2018

RESUME MATERI PERTEMUAN MEDIA PEMBELAJARAN

Text Box: ADMISTRSI PERKANTORAN








RESUME MATERI PERTEMUAN
MEDIA PEMBELAJARAN


 


Disusun Guna Memenuhi Tugas Media Pembelajaran


  


Disusun Oleh:

Nama                           : Nita Liyasari
NIM                            : 7101415098
Rombel                        : PAP B 2015





FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2018




MEDIA PEMBELAJARAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
Pertemuan ke Satu                                                                                          20 Maret 2018

Pengertian media pembelajaran adalah segala alat pengajaran yang digunakan untuk untuk membantu menyampaikan materi pelajaran dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan pencapaian tujuan tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan. Asosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan (AECT) memberikan definisi yaitu segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang peserta didik untuk lebih semangat belajar. Contoh  media pembelajaran: buku, Overhead projector (OHP), televisi, kaset dan lain-lain.
Media pembelajaran merupakan bagian tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran di sekolah. Pemanfaatan media pembelajaran merupakan upaya kreatif dan sistematis untuk menciptakan pengalaman yang dapat membelajarkan siswa.Pengertian Media Pembelajaran
Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran. Tujuan penggunaan media pembelajaran antara lain, sebagai berikut :
1.      Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami konsep, prinsip, dan ketrampilan tertentu dengan menggunakan media yang paling tepat menurut sifat bahan ajar
2.      Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga lebih merangsang minat dan motivasi peserta didik untuk belajar
3.      Menumbuhkan sikap dan ketrampilan tertentu dalam teknologi karena peserta didik tertarik untuk menggunakan atau mengoperasikan media tertentu.
4.      Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik.
5.      Memperjelas informasi atau pesan pembelajaran.
6.      Meningkatkan kualitas belajar mengajar.
Pemanfaatan media pembelajaran yang optimal perlu didasarkan pada kebermaknaan dan nilai tambah yang dapat diberikan kepada siswa melalui suatu pengalaman belajar di sekolah. Dengan demikian, dengan adanya media pembelajaran dapat membantu guru memfasilitasi kegiatan belajar mengajar agar proses belajar lebih mudah, memperjelas materi pembelajaran dengan beragam contoh yang konkret melalui media serta memfasilitasi interaksi dan memberi kesempatan praktek kepada siswa.
Diharapkan, dengan segala kemudahan yang dijanjikan sebagai karakteristik intrinsik dari media pembelajaran, pemanfaatan media pembelajaran dapat membantu peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah sehingga pada akhirnya sekolah mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas.



MEDIA PEMBELAJARAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
Pertemuan ke dua                                                                                           20 Maret 2018
Dalam perkuliahan hari ini, dijelaskan tentang apa itu media pembelajaran. Juga dijelaskan mengenai macam-macam atau jenis-jenis media pembelajaran dalam berbagai mata belajaran. Contohnya adalah media pembelajara matematika, IPA, dan khususnya media pembelajaran administrasi perkantoran. Hari ini pengenalan media pembelajaran administrasi perkantoran bersama pak agung adalah melalui internet,kami berama-sama mencari media pembelajaran administrasi perkantoran pada   blog atau website lainnya. Pak Agung menjelaskan bahwa tujuan dari mata kuliah ini adalah mahasiswa mampu mengembangkan atau membuat media pembelajran, khususnya untuk asministrasi perkantoran.
Dalam internet, medi auntuk pembelajran administrasi oerkantoran sama sekali belum ada atau belum terakses oleh internet. Menurut saya pribad, mungkin sudah ada yang membuat media pembelajran administrasi perkantoran, namun di populerkana tau di kenalkan di internet. Sehingga kita tidak bisa mengaksesnya. Sehingga kesimpulannya dalah masih minmnya media pembelajaran adminitrasi perkantoran.
Selain itu Pak Agung menjelaskan mengenai media gudman pada mengetik, audio Stenografi, dan juga E-Arsip. Media gudman yang tertera pada internet atau google mengarah pada jurnal lembar ilmu pendidikan (LIP). Media audio stenografi mengarah pada journal dinamika pendidikan, dan E-arsip mengarah pada jurnal Efisiensi.
KONSEP
 
Inti dari pembelajaran hari ini adalah pesan merupakan materi yang akan di sampaikan. Media merupakan alat untuk menyampaikan pesan. Yang perlu kita pahami adalah inti pesannya, bukan media nya yang di besar-besarkan.
























Text Box: PESAN / MATERI


Text Box: ADMISTRSI PERKANTORAN























Text Box: UNSUR-UNSUR ADMINISTRASI PERKANTORAN




Text Box: Manual



Text Box: IT
 







                      
MELIHAT VIDIO PEMBELAJARAN PERKANTORAN
Pertemuan ke Tiga                                                                                          27 Maret 2018
         
          Dalam pertemuan ketiga kali ini, saya dan teman-teman di bersamai dengan Pak Agung bersama-sama menyaksikan video pembelajarantentang perkantoran. Sumber video yang ditonton kali ini bersumber dari youtube. Ada beberapa jenis video yang ditayangkan. Ada yang berupa teori dan juga praktik. Jenis video tergolong menjadi dua, yaitu media dengan materi kognitif dann juga media degan materi praktik.  Video pertama yang di tayangkan adalah media pembelajaran denhan materi praktik. Dalam video tersebut ada orang asing yang sedang menata arsip, dalam video tersebut di jelaskan dan menayangkan praktiknya. Video yang kedua yaitu materi kognitif, dimana ada tanyangan dua video, yaitu video penjelasan dengan kalimat, dan video dengan secara langsung.
          Dalam materi kognitif ada beberapa perbedaan yang mencolok, yaitu dimana video pertama kurang menarik dan membat siswa pasif karena terlalu monoton. Sedangkan ideo yang kedua lebih menarik dan membuat siswa aktif. Selanjutnya adalah penayangan video praktik, dalam penayangan video praktik ini di tayangkan empat sampai lima video, sehingga kita dapat membedakan video satu dengan video yang lainnya. Dalam video yang pertama sampai yang terakhir, konsepan prakteknya hampir sama, namun menurut analisis saya, perbedaaan yang terletak pada video-video praktik adalah pada bahasa, suara, ruangan, alat, dan kacakapan para pemain.
          Dari beberapa penayang video tersebut, saya dapat menyimpulkan bahwa dalam pembuatan media pembelajaran yang terpenting adalah isis pesan dari materi yang mempermudah siswa untuk memahami. Yang selanjtnya adalah alat atau bahan dalam pembuatan media pemebelajaran harus menarik. Dan ada unsur-unsur yang harus di libatkan dalam pembuatan media pembelajaran, yaitu indra penglihatan, indra pendengaran, indera peraba jika perlu. Supaya membuat para siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran.
          Setelah penayangan video, saya dan teman-teman diberi tugas untuk membuat peta konsep admunistrasi perkantoran dalam pembuatan media pembelajaran. Kami di tugaskanuntuk mengklasifikasikan antara materi dan media apa yng cocok, dan di analis itu termasuk kognitif, afektif, atau  psikomotorik.







KONSEP
 


 







PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN
Pertemuan ke Empat                                                                                       03 April 2018

Pada pertemuan kali ini, aitu pertemuan ke empat, saya dan teman-teman membahas tentang “Pemilihan Media Pembelajaran” di pandu oleh Pak Agung Kiswantoro. Sebelum memuali pada inti pelajaran, kali ini saya dan teman-teman di pandu untuk bersama-sama membahas blog dari Pak Agung tentang Pemilihan Media Pembelajaran. Isi dari blog Pak Agung terdapat beberapa perintah dan tugas yang harus saya dan teman-teman kerjakan. Selanjutnya kami diberi perintah untuk membuat kelompok beranggotakan lima anggota dalam setiap kelompok.
Tujuan utama dari pembentukan kelompok ini adalah untuk membuat sebuah “Media Pembelajaran”. Pada pertemuan sebelumnya yaitu pertemuan ke tiga, kami telah di beri tugas untuk membuat peta konsep atau mind mapping secara individu tentang lingkup administrasi perkantoran lalu mengidentifikasikan materi tersebut guna untuk menentukan media yang tepat sesuai dengan rana materi tersebut, apakah ranah kognitif, afektif, atau psikomotorik. Kemuadian pada pertemuan ke empat kali ini, kami membentuk kelompok dengan tujuan agar pemikiran kami bisa disatukan mengenai pembuatan media pembelajaran. Dalam pembentukan kelompok ini, penetuan materi ataupun medianya harus berdasarkan teori, karena semua hal yang falid itu berdasarkan teori.
Langkah-langkah yang harus di lakukan oleh kelompok, yang pertama adalah membuat mind mapping atau peta konsep terlebih dahulu atau bisa memilih salah satu mind mapping yang terbaik dari anggota kelompok. Setelah membuat mind mapping kelompok, lalu menentukan fokus materi tersebut. Dalam pemilihan media pembelajaran perlu ada pertimbangan-pertimbangan yang harus dipelajari. Sebagai tugas, kami di beri perintah untuk mempelajari buku karangan Azhar Arsyad (2015) halaman 67-78. Dimana dalam buku ini sudah di jelaskan mengenai pertimbangannya seperti motivasi, perbedaan individual, tujuan pembelajaran, organisasi isi, persiapan sebelum belajar, emosi, partisipasi, umpan balik, latihan dan pengulangan, serta penerapan. Materi yang terdapat pada buku Azhar Arsyad menekankan pada kategori pembelajaran yaitu menghafal, menerapkan keterampilan, mengaitkan, hubungan-hubungan, dan berfikir lebih tinggi.
Maka dari itu, media pembelajaran tidak harus selalu di tampilkan melalui video, ppt, pohon, atau yang lainnya. Namun juga bisa dengan sterofoam. Untuk itu dalam menetukan media pembelajaran haruslah di perhatikan kriterianya. Kesimpulan untuk tugas kali ini adalah dalam pemilihan media pembelajaran itu media hanya menjadi sebuah alat, yang terpenting dalam pembelajaran adalah pesan yang di sampaikan haruslah baik dan lancar. Karena media hanya menjadi pendukung dalam penyampaian materi.
Setelah penjelasan Blog dan tugas untuk kelompok, Pak Agung memberukan tambahan sedikit tambahan mengeani tips dan motivasi dalam menulis. Kali ini, saya dan teman-teman sangat antusias untuk mempraktikkan tips yang di berikan oleh Pak Agung. Perintah atau langkah yang pertama adaalah mengambil satu lembar kertas kosong dan bolpoin, tanpa ada benda lain di meja kecuali kertas dan bolpoin. Lalu kami di beri waku 4 menit untuk menuliskan apa yang sudah kami tangkap mengenai pembelajaran hari ini, dan tanpa menuliskan identitas apapun di kertas. Setelah waktu selesai, semua kertas yang sudah kami tulis tadi di lipat dan di kumpulkan ke depan kelas. Kemudian Pak Agung mengecek isi dari tulisan tersebut dengan mengambil empat sampel dari sekian banyaknya kertas. Hasil yang di peroleh adalah semua bisa menangkap materi yang telah di berikan oleh Pak Agung, dan bonus lainnya adalah kami bisa menulis kurang lebih 4 paragraf dalam 4 menit.
Begitulah cara yang efektif untuk melatih diri kita supaya terbiasa dalam hal menulis. Sangat menarik menurut saya, ketika Pak Agung memberikan tips tersebut dan juga sangatlah bermanfaat bagi saya dan teman-teman semuanya. Hal terakhir yang di sampaikan adalah Tips paling mudah untuk terbiasa dalam menulis adalah melatih diri sendiri untuk menulis dalam kertas setiap harinya usai mendapat sebuah pembelajaran atau materi, lalu membacanya kembali ketika sebelum tidur dan menyimpannya. Begitulah tips menarik yang di berikan oleh Pak Agung, seperti halnya cara yang di lakukan oleh Pak Habibie saat beliau sedang kehilangan istri yang sangat di cintainya yaitu Ainun, dengan cara menulis segala tentang Ainun dari pertama kali bertemu sampai akhirnya Ainun meninggalkan Pak Habibie, hal itu bisa membuat Pak Habibie merasa lebih baik. Jadi, marilah biasakan diri kita untuk menulis apapun yang telah kita dapat, baik itu berupa materi atau pengalaman. Karena dengan menulis, kita dapat mengingat segala hal yang sudah kita tulis dalam jangka waktu yang cukup lama. Terimakasih.
Tips dan trik:
“Tips paling mudah untuk terbiasa dalam menulis adalah melatih diri sendiri untuk menulis dalam kertas setiap harinya usai mendapat sebuah pembelajaran atau materi, lalu membacanya kembali ketika sebelum tidur dan membacanya ulang.”

PRESENTASI KELOMPOK KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN
Pertemuan ke Lima                                                                                         10 April 2018

Pada pertemuan sebelumnya sudah dijelaskan mengenai pemilihan media pembelajaran dan sudah ada pembentukan kelompok untuk membuat konsep media pembelajaran. Setiap kelompok bebas memilih materi dan media yang di gunakan, dalam hal ini mahasiswa di tuntut untuk kreatif dalam membuat media dan ketepatan dalam pemilihan materinya. Pembuatan media pembelajaran haruslah didasari dengan teori-teori yang relevan, sehingga media yang di hasilkan nantinya akan relevan juga ketika di terapkan.
Kelompok yang di bentuk ada 11 kelompok dimana masing-masing kelompok memilki materi dan kretivitas media sendiri. Presentasi di mulai pada kelompok satu, yaitu kelompok yang di wakili oleh wanda membuat konsepan media pembelajaran dalam bentuk video, dengan materi komunikasi, menurut Pak Agung, antara materi dengan media pembelajaran yang di pilih sudah sesuai, maka konsepan bisa di lanjutkan. Begitu pula dengan kelompok dua dengan  konsepan media pembelajarannya sama dengan kelompok satu, namun dengan materi yang berbeda, menurut Pak Agung itu pun juga sudah sesuai. Lanjut ke kelompok tiga yang di wakili oleh Hafidh, membuat konsepan media berupa media pop up yaitu gambar tiga dimensi, menurut Pak Agung kalau bisa gambar tiga dimensi tersebut bisa di buat video, jadi berbentuk media video tiga dimensi, supaya berbeda dengan yang lain. Namun untuk kesesuai materi dengan media masing kurang, mungkin bisa di perbaiki untuk konsepannya.
Kelompok yang ke empat membuat konsepan media dalam bentuk video, menurut Pak Agung bisa di lanjutkan. Begitu pula dengan kelompok lima dnegan konsepan media pembelajarannya sama dengan kelompok empat, namun dengan materi yang berbeda, menurut Pak Agung itu pun juga sudah sesuai. Pada kelompok enam membuat video juga  yang di wakili oleh Tieka. Kelompok tujuh membuat konsep media pembelajaran dalam bentuk puzzle, menurut Pak Agung kesesuaian materi dengan media pazzle yang di gunakan masih kurang, karena puzzle di rasa masih kurang bisa menyampaikan pesan secara mudah kepada siswa. Selanjutnya kelompok delapan menggunakan konsep media roll mode, menurut Pak Agung itu sudah sesuai, namun alangkah baiknya jika konsepan roll mode tersebut bisa seperti yang di terapkan oleh Bu Ismi, selain roll ode juga ada medianya dalam bentuk buku. Kelompok sembilan membuat sebuah aplikasi dengan materi mengetik sepuluh jari, manurut Pak Agung itu merupan pengembangan media bukan konsepan media. Kelompok sepuluh yang di wakili Berliana membuat konsepan media dalam bentuk permainan di android yaitu archive legend dengan materi sistem kearsipan. Menurut Pak Agung itu bagus dan haru memikirkan bagaimana untuk merealisasikannya, dan konsepan dari media ini adalah sama halnya dengan permainan memasak dalam android. Kelompok yang terakhir yaitu kelompok debelas yang di wakili oleh Nita, membuat konsepan media Pop Up book dengan materi kearsipan atau sistem keatsipan, menurut Pak Agung juga sudah sesuai dengan materi yang di ambil dan bisa di lanjutkna.
Dari sebelas kelompok yang presentasi bisa di lihat bahwa masih banyak kelompok yang menggunkan konsep media video, untuk itu menurut Pak Agung boleh saja menggunakan video, namun harus ada pembeda atau ciri khas masing-masing dari video tersebut, sehingga setiap video memilki kelebihan atau keunggulan. Selanjutnya Pak Agung menyampaikan mengenai lomba media yang di adakan oleh Jurusan Pendidikan Ekonomi dalam rangka Dies Unnes, maka di harapkan kelas PAP B 2015 khusunya bisa mengirimpan beberapa team untuk mengikuti lomba media pembelajaran.





PEMBAHASAN LOMBA MEDIA PEMBELAJARAN
Pertemuan ke enam                                                                                        17 April 2018

Pada pertemuan ke enam, kami membahas tentang lomba media pembelajaran nasional yang di adakan oleh Jurusan Pendidikan Ekonomi. Meneruskan diskusi pada minggu sebelumnya, bahwa harus ada perwakilan team yang maju untuk mengikuti lomba sebagai pengganti UTS. Maka dari itu, hasi diskusi yang di dapat pada hari ini adalah akan ada empat team atau empat kelompok yang maju, dimana masing-masing team terdiri dari tiga anggota sesuai denganperaturan pada lomba. Team satu yang terdiri dari Berlaina, Sukma, dan anak PTIK mengajukan media kearsipan dalam bentuk games android. Team kedua dari Nita, Jaza, dan Fatia mengajukan media pop up dengan materi sistem kearsipan. Tem ketiga yaitu Dwi, Jannah, dan Nurul mengajukan media sistem pebekalan. Team yang terakhir yaitu team Ojan, Wanda, dan Srigati dengan media Video.
Menjadi kesepakatan bersama bahwa pembuatan media di bantu oleh satu kelas sebagai pengganti UTS. Selain itu, Pak Agung yang akan membimbing proses pembuatan media pembelajaran. Untuk kepastian team nya akan di lanjut lagi pada minggu berikutnya. Dalam kesempatan lomba media pembelajaran ini merupakan salah satu tempat untuk mewujudkan konsepan media yang telah di buat, selain itu juga memperkenalkan media administrasi perkantoran lebih luas lagi ke dalam dunia pendidikan.
            Selain itu, ada tugas dari Pak Agung untuk mencari reverensi buku media pembelajaran selain punya Arsyad, dan membandingkan isi serta pembahasanya. Di buat oleh kelompok presentasi, dan di diskusikan. Untuk kelompok saya sudah dapat dua buku tentang media pembelajaran dan pembahasan di dalamnya tidak se detail seperti buku karangan Arsyad. Selain itu kebanayakan buku media pembelajaran yang ada itu membahas tentang model pembelajarannya dan metode yang di gunakan, jadi belum ada buku media pembelajaran yang membahas dengan rinci tentang media pembelajaran secara umumnya. Maka dari itu menjadi tugas kita semua sebagai mahasiswa khususnya sebagai calon pendidik, untuk bisa mengembangkan media pembelajaran dan bisa membuat karya tentang buku media pembelajaran secara umum. Kreatifitas dan inovasi menjadi salah satu dasar untuk kita bisa mengembangkan sebuah media pembelajaran yang akan kita rancang seiringnya dengan perkembangan teknologi sekarang ini.

MEDIA PEMBELAJARAN
EXPLODING BOOK KEARSIPAN MENGGUNAKAN QR CODE
Pertemuan ke tujuh                                                                                         24 April 2018

            Pada pertemuan ke tujuh ini, kami mendiskusikan kembali terkait media pembelajaran yang akan di lombakan pada lomba media pembelajaran. Terkait dengan kelompok yang akan mengikuti lomba dari kelas PAP B 2015  ini mengajukan 3 team yang akan mewakili kelas, yaitu team dari berliana dengan membuat media pembelalajaran video tentang tipe-tipe pelangaan. Team Dwi dengan media aplikasi FIFO LIFO Manajemen Perbekalan, dan ada team saya dengan media Exploding Book Kearsipan Menggunakan QR Code.
Exploding Book Menggunakan QR Code merupakan media pembelajaran gabungan antara media pembelajaran manual 3 dimensi yaitu Exsploding Book yang berupa kumpulan pop art yang terbuat dari kertas dan kardus dengan media pembelajaran menggunakan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) yaitu berupa QR Code (Quick Response Code), dimana QR Code merupakan image dua dimensi yang merepresentasikan suatu data, terutama data berbentuk teks.
Media ini digunakan pendidik dalam pengenalan alat dan bahan kearsipan serta macam-macam sistem dalam kearsipan. Hal ini dilakukan dengan cara memberikan penjelasan teerlebih dahulu kepada peserta didik dengan mengaitkan pelajaran kearsipan dengan kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini pendidik memperbolehkan penggunaan ponsel atau smartphone dalam proses pembelajaran, yaitu untuk menscan QR Code yang terdapat pada setiap gambar yang ada di masing-masing halaman dari Exploding Book.
Kelebihan dari media Exploding Book Menggunakan QR Code ini adalah peserta didik lebih tertarik untuk mempelaajari manajemen kearsipan, memberikan pemahan lebih daripada hanya model ceramah, meningkatkan keaktifan peserta didik dalam belajar kearsipan, serta penggunaan ponsel atau android lebih bermanfaat dalam proses pembelajaran. Selain itu, kelemahan dari media Exploding Book Menggunakan QR Code ini yaitu susahnya jaringan internet apabila di terapkan pada sekolah yang jauh dari janringan internet, sekolah harus memberikan dana lebih dalam pengadaan wifi, dan media ini tidak dapat di miliki per orangan atau dalam kata lain tidak bisa di gunakan secara klasikal dalam kelas, namun untuk mengatasi kekurangan tersebut, model pembelajaran bisa menggunkan model group discussion.
Langkah-langkah Penerapan Exploding Book Berbasis QR Code:
1.      Pendidik menyampaikan materi beserta model media pembelajaran dari Exploding Book Berbasis QR Code kepada peserta didik. Materi yang di sampaikan tentang manajemen kearsipan yang berupa pengertian kearsipan, sarana dan prasarana kearsipan, serta sistem kearsipan (sistem abjad, sistem tanggal, sistem nomor, sistem masalah, dan sistem wilayah). Namun dalam satu pertemuan akan membahas fokus pada satu sistem. Dalam Exploding Book Berbasis QR Code ini menjelaskan tentang sarana prasarana arsip dan sistem kearsipan sistem abjad.
2.      Penjelasan media pembelajaran ini di jelaskan oleh pendidik, dimana media ini merupakan gabungan dari media manual yaitu Exploding Book yang terbuat dari kardus dan kertas, serta QR Code yang merupakan media berbasis TIK (Teknologi, informasi, dan komunikasi).
3.      Sebelum masuk pada pembelajaran, pendidik memberikan instruksi kepada peserta didik untuk mengunduh aplikasi Scan Barcode pada android masing-masing peserta didik. Aplikasi Scan Barcode bernama “QR & Barcode Scanner” yang dapat di unduh di plystore.
4.      Setelah peserta didik mengunduh aplikasi scan, lalu pendidik memberikan instruksi selanjutnya yaitu untuk membuat 5 kelompok kecil, dimana 1 kelompok terdiri dari 6 anggota.
5.      Pendidik membagikan Exploding Book Berbasis QR Code pada setiap kelompok, lalu setiap kelompok melakukan diskusi dari materi yang ada di Exploding Book Berbasis QR Code Idan eserta didik memecahkan masalah pada soal yang ada di halaman terakhir Exploding Book Berbasis QR Code.
6.      Peserta didik mulai menyecan bardoce menggunakan android masing-masing. Setelah selesai, pendidik menanyakan hasil materi yang di dapat dengan cara perwakilan dari tiap-tiap kelompok maju ke depan dan menjelaskan materi serta menjawab soal yang ada di Exploding Book Berbasis QR Code.
7.      Pendidik memberikan apresiasi terhadap hasil diskusi kelompok, dan memberikan penjelasan tentang harapan adanya media pembelajaran Exploding Book Berbasis QR Code.
8.      Guru mendiskusikan hasil pengalaman peserta didik tersebut bersama-sama dengan adanya media pembelajaran Exploding Book Berbasis QR Code.
9.      Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.

petunjuk

Petunjuk Penggunaan Buku EKSPLODING BOOK KOMUNIKASI: 1.       Download aplikasi barcode scaner di play store 2.       Scan semua...